Showing posts with label bahaya. Show all posts
Showing posts with label bahaya. Show all posts

Tuesday, July 30, 2013

Apakah Berbahaya Jika Anak Suka Gorengan ?

Apakah Berbahaya Jika Anak Suka Gorengan ? - Dalam budaya masyarakat kita, makanan hasil penggorengan dengan minyak sangat disukai, baik oleh orang dewasa maupun anak-anak. Bukan hanya camilan, lauk-pauk juga banyak yang diolah dengan digoreng. Namun, sebenarnya amankah jika anak-anak menyukai gorengan?

Menurut dr Rifan Fauzie, SpA, kebiasaan makan gorengan memang dapat meningkatkan timbunan lemak dalam tubuh. Pada anak-anak hal tersebut bisa menyebabkan kegemukan, terlebih jika pola makan berlebihan dan aktivitas fisik anak rendah.

"Makan gorengan asal tidak berlebihan sebenarnya masih aman untuk anak-anak," katanya dalam acara media launch Govit yang diadakan PT Indofood CBP Sukses Makmur di Jakarta, Senin (22/7/2013).

Memilih camilan yang sehat dan bergizi, menurut Rifan, sangat penting karena dapat mencukupi kebutuhan gizi anak. Meski begitu, camilan sebaiknya tidak dikonsumsi berlebihan karena dapat mengganggu nafsu makan anak. "Kalau bisa camilannya dikombinasi dengan sayur atau buah," katanya. 

Ditambahkan oleh Prof Hardinsyah, Ketua Pergizi Pangan Indonesia, yang perlu diperhatikan oleh orangtua adalah proses penggorengannya. 

"Jenis minyak gorengnya jangan minyak jelantah yang sudah dipakai menggoreng berkali-kali. Kalau suka gorengan, buatlah di rumah yang minyak gorengnya lebih terjamin," kata Hardinsyah. 

Kerusakan minyak akibat proses penggorengan pada suhu tinggi meliputi proses oksidasi dan polimerisasi sehingga makanan yang dihasilkan menjadi tidak enak, serta kerusakan sebagian vitamin dan asam lemak esensial yang terdapat dalam minyak.

Beberapa penelitian pada hewan juga menunjukkan pemberian minyak yang sudah rusak akibat pemakaian berulang pada suhu tinggi dapat meningkatkan risiko kanker, diare, serta penyumbatan pembuluh darah yang akan memicu penyakit jantung.

Makanan yang digoreng tipis (seperti keripik) mempunyai daya serap minyak yang lebih besar daripada makanan goreng yang tebal. Pada makanan yang tebal, yang menyerap minyak hanya lapisan luarnya saja, sedang  bagian dalamnya mengandung air, misalnya pisang atau tahu goreng.

Sumber: health.kompas.com

Sunday, March 17, 2013

Bahayanya Kilatan Petir Untuk Kesehatan

Kilatan Petir bisa sebabkan migren

Bahayanya Kilatan Petir Untuk Kesehatan - Ini penting untuk kita ketahui ternyata kilatan petir walaupun tidak mengenai kita bisa menimbulkan kesehatan kita terganggu. Salah satunya bahaya kilatan akan mengganggu kesehatan terutama terganggunya kesehtan pada organ bagian atas yaitu kepala, ternyata kilatan petir dapat menimbulkan penyakit migren, baiklah kita lihat kenapa kilatan peitr bisa timbulkan penyakit migren.



Musim hujan selain membuat Anda perlu berupaya ekstra dalam mempertahankan daya tahan tubuh, ternyata juga harus membuat Anda waspada akan petir. Terutama bagi Anda yang sering menderita migren.

Bahayanya Kilatan Petir Untuk Kesehatan - Temuan yang diterbitkan 24 Januari dalam jurnal Cephalalgia ini meskipun belum dapat menunjukkan petir yang menyerang dekat dengan rumah seseorang benar-benar menyebabkan sakit kepala. Namun perubahan di udara sekitar sambaran petir diprediksi dapat memicu perubahan listrik di otak penderita sakit kepala yang disebabkan oleh migren, kata Frederick Freitag, direktur pusat sakit kepala di Baylor University Medical Center di Dallas, yang tidak terlibat dalam penelitian. Para ahli juga berpendapat gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh petir akan memicu sakit kepala.

Secara umum, tidak ada yang tahu persis apa yang menyebabkan sakit kepala migren. Banyak ilmuwan percaya bahwa otak penderita migren secara fundamental lebih sensitif terhadap pengaruh luar dan makanan tertentu. Cahaya lampu terang atau bahkan kelaparan dapat memicunya.

Bahayanya Kilatan Petir Untuk Kesehatan - Vincent Martin, seorang spesialis sakit kepala di University of Cincinnati, melihat bahwa badai tampaknya dapat memicu migren pada beberapa pasiennya. Oleh karenanya Martin dan timnya pun menganalisis dari hasil studi lain yang melakukan penelitian pada 90 orang penderita migren di Saint Louise dan Cincinnati selama 3 hingga 6 bulan.

Para peneliti kemudian mengumpulkan data dari sambaran petir di tersebut. Sambaran petir rata-rata terjadi 40 kilometer dari tempat tinggal pasien. "Ketika ada badai, mungkin ada 50.000 sambaran petir dalam jarak 40 kilometer dari rumah Anda, Anda hanya tidak menyadarinya," kata Martin.

Pasien memiliki 30 persen lebih mungkin untuk menderita migren, dan 28 persen lebih mungkin untuk menderita sakit kepala lain selama badai berpetir. Demikian para peneliti menyimpulkan.

Setelah mengontrol aspek-aspek lain dari badai yang dapat menyebabkan sakit kepala - seperti suhu, kecepatan angin, kelembaban, tekanan udara, dan hujan, para peneliti menemukan bahwa petir dapat 13 persen lebih tinggi meningkatkan kemungkinan serangan migren.